15 Manfaat Bawang Putih (Allium sativum L) Berdasarkan Hasil Penelitian - Coesmana Family
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

15 Manfaat Bawang Putih (Allium sativum L) Berdasarkan Hasil Penelitian

(manfaat penting bawang putih (aliium sativum, L
Sumber: Pixabay)

Tanaman bawang putih ( Allium sativum L.) yang termasuk family Alliaceae dikenal luas sebagai rempah yang kaya manfaat.

Bawang putih (Allium sativum) telah lama digunakan sebagai pemberi aroma dan kemungkinan untuk mencegah serta menyembuhkan berbagai penyakit (Amagase et al, 2006). 

Banyak studi terbaru menunjukkan efek farmakologis bawang putih, seperti antibakteri, antijamur, hipolipidemik, hipoglikemik, antitrombotik, antioksidan dan antikanker (Song, 2001). 

Umbi bawang putih mengandung zat aktif allicin yang memiliki efek bakteriostatis dan bakteriosidal (Untari, 2010).

Dalam industri makanan bawang putih diolah menjadi produk jadi seperti bubuk dan tepung. Dibidang kesehatan bawang putih telah mengalami berbagai macam penelitian yang salah satunya adalah mengenai efek anti mikroba (Andi, 2013).

Tanaman bawang putih juga mengandung zat aktif pertama yaitu allicin yang menghasilkan bau bawang putih (aroma) yang khas ketika senyawa sulfur dan allicin bereaksi dengan enzim alinase (Evennett, 2006). 

Adapun kandungan sulfur lainnya adalah allicin, ajoene, allylpropyl disulfide, diallyl trisulfide, sallylcysteine, vinyldithinnes, dan lainnya. Selain itu juga terdapat enzim-enzim antara lain : allinase, peroxides, mirosinase dan lain-lain (Kemper, 2000).

Melalui beberapa penelitian ilmiah, umbi bawang putih terbukti memiliki kandungan zat kimia yang dapat mengobati penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, hipertensi, diabetes, mengatasi peradangan, sebagai anti jamur dan untuk meningkatkan vitalitas tubuh (Londhe, VP et al. 2011 dalam Pratimi).

Khasiat bawang putih berhubungan erat dengan zat kimia yang dikandungnya, yaitu allicin, scordinin, senyawa kimia yang dapat meningkatkan konsentrasi HDL dalam darah dan menghambat pertumbuhan Cryptococcus neoformans dan Candida albicans.(Soekirno, 1990)

Kandungan nilai gizi dari bawang putih

Zat Gizi

Nilai Gizi

Keterangan

Protein

4,50 gram

Bagian yang dapat dimakan 88%

lemak

0,20 gram

Hidrat arang

23,1 gram

kalsium

42 mg

Fosfor

134 mg

Besi

1 mg

Vitamin B1

0,22 mg

Vitamin C

15 mg

Udara

71 gram

Kalori

95 kali

Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979 dalam Yuniastuti, 2006

Kandungan kimia bawang putih per 100 gr : protein 4,5 gram, lemak 0,20 gram, hidrat arang 23,10 gram, vitamin B1 0,22 mg, vitamin C15 mg, kalori 95 kalori, posfor 134 mg, kalsium 49 mg dan besi 1 mg (Solihin, 2009).

Dari beberapa penelitian bawang putih mengandung zat aktif allicin, enzim alinase, germanium (mampu mencegah rusaknya sel darah merah), sativine (mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta meningkatkan susunan sel saraf), selenium (mineral penting yang berfungsi sebagai antioksidan), skordinin (antioksidan). Kandungan bawang putih bermanfaat sebagai bakterisida, fungisida dan dapat menghambat pertumbuhan jamur maupun mikroba lainnya (Solihin,2009)

Semua dianggap sebagai antioksidan utama, namun studi terbaru menunjukkan bahwa senyawa lain mungkin memainkan peran yang lebih, seperti senyawa fenolik dan steroid, yang menawarkan berbagai sifat farmakologi tanpa bau dan juga panas yang stabil (Gebreyohannes, 2013).

Allicin adalah komponen utama yang berperan memberi aroma bawang putih dan merupakan salah satu zat aktif antibakteri yang diduga dapat membunuh kuman-kuman penyakit, bersifat/  berperan ganda membunuh bakteri, yaitu bakteri gram positif maupun gram negatif karena memiliki gugus asam amino para amino benzoat. 

Bawang putih (Allium sativum L) memiliki konsentrasi senyawa sulfur yang lebih tinggi dibandingkan Allium lainnya, yang bertanggung jawab baik untuk bau tajam bawang putih dan banyak efek obat. 

Bawang putih mengandung senyawa sulfur, seperti allicin, diallyl disulfida (DADS) dan diallyll trisulphida (DATS), yang merupakan pemberi sebagian besar sifat farmakologi bawang putih, sedangkan senyawa non-sulfur dari bawang putih termasuk allixin, flavonoid, saponin, dan fruktans ( Silvam, 2001). 

Senyawa Allicin pada bawang putih adalah senyawa yang menyebabkan bau dan yang dihasilkan dari senyawa allicin adalah sebagai enzim aktifator (Silvam, 2001). Bawang putih menghasilkan allicin untuk melindungi diri dari bakteri dan penyakit lain dan antioksidan (Reuter et al., 1996). Bawang putih juga mengandung mineral dan vitamin, yang merupakan bagian penting untuk manfaat kesehatan.

Menurut Rustama dkk, (2005) bawang putih mengandung senyawa alkaloid, saponin, dan tanin, didukung oleh pendapat Safithri (2004), bahwa bawang putih mengandung karbohidrat, protein, sterol, alkoloid, flavonoid, fenol hidroquinon dan saponin.

Bawang putih memiliki khasiat sebagai antibakteri, antijamur, antihipertensi, antioksidan yang memiliki efek hipoglikemik dan anti agregasi platelet (Ebadi, 2006). 

Bawang putih (Allium sativum) yang telah banyak digunakan sebagai rempah-rempah dalam makanan dan bermanfaat bagi kesehatan karena dianggap berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, dan antijamur (Silvam, 2001). Bawang putih menunjukkan khasiat sebagai antibiotik spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. 

Khasiat lain bawang putih adalah sebagai penurun kadar kolesterol, tekanan darah, pencegahan kanker, sistem kekebalan tubuh, dan pengobatan infeksi, serta antioksidan (Silvam, 2001).

Menurut Londhe et. al.,(2011 dalam Pratimi) umbi bawang putih kering mengandung 1% allicin (S-allyl cysteine ​​​​​​sulfoxide). Kandungan allicin (diallil thiofinate atau diallyl disulfide) umbi bawang putih baru akan terdeteksi setelah adanya enzim atau diiris, hal ini disebabkan kerusakan jaringan akan mengaktifkan allinase. Enzim ini menghasilkan pengubahan alliin menjadi allicin. Allicin memiliki efek antimikrobia terhadap virus, jamur, parasit dan bakteri.

Studi terbaru menunjukkan khasiat obat dari bawang putih dan potensinya untuk menurunkan risiko penyakit. Bawang putih telah terbukti memiliki aktivitas antitrombotik, lipid darah, tekanan darah, dan memiliki efek melindungi jantung (Kasuga et al., 2001; Sigaly et al., 1994), sifat antibakteri, dan ampuh penghambat patogen makanan (Sivam, 2001; Lee et al.al., 2003)

Bawang putih telah terbukti sebagai antioksidan yang efektif (Yang et al., 1993) dan kemampuannya untuk mengaktifkan respons kekebalan (Reeve et al., 1993).

Bawang putih dipelajari dalam berbagai bentuk ekstrak: air, etanol, dan bubuk kering. Bawang putih mengandung berbagai senyawa organosulfur, seperti allicin, ajoene, S-allylcysteine, diallyl disulfide, S-methylcysteine ​​​​sulfoxide dan S-allylcysteine ​​(Lim et al., 2006).

Hasil penelitian Obochi dkk. (2009) menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih memicu sekresi gonadotropin dan hormon yang dihasilkan oleh ovarium, serta dapat menghambat proliferasi sel kanker. 

Di antara komponen aktif yang paling mungkin diakui dalam bawang putih adalah allicin. Lawson dan Hughes (1992) menunjukkan bahwa allicin tidak stabil dan sulit diserap dari saluran pencernaan. Proses pemanasan atau pelarutan bawang putih ternyata dapat mengaktifkan enzim allinase.

Bawang putih juga dapat diolah dengan cara fermentasi dan menghasilkan bawang hitam atau bawang putih hitam. Black garlic merupakan produk fermentasi dari bawang putih yang dipanaskan pada suhu 65 – 80ºC dengan kelembapan 70 – 80% dari suhu kamar selama satu bulan (Wang et al, 2010).

Black garlic memiliki warna hitam, ringan karena kadar airnya berkurang dan memiliki aroma serta rasa yang tidak terlalu menarik seperti bawang putih. Dalam bawang putih hitam, S-allylcysteine ​​​​membantu penyerapan allicin sehingga perlindungan terhadap infeksi bakteri menjadi lebih mudah (Abusufyan, 2012). 

Bawang hitam (Black garlic) yang dikenal dan digunakan sebagai suplemen herbal yang memiliki aktivitas antikoksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bawang putih. 

Bawang hitam telah dikenal sebagai makanan fungsional, bahkan di Korea telah diperkenalkan sebagai produk kesehatan (Cha & lee, 2014).

Bawang hitam (Black garlic) merupakan proses pemanasan dari tanaman bawang putih (Allium sativum), sehingga teksturnya kenyal dan lembut, warna hitam pekat, rasanya agak manis, dan gurih. Senyawa yang terkandung dalam bawang hitam yaitu Allisin sebanyak lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman bawang putih segar (Choi, et al., 2008). 

1. Manfaat Bawang Putih Untuk Diabetes

Hasil penelitian Lee (2009) menyebutkan nilai TEAC antioksidan bawang putih dan black garlic adalah 13,3± 0,5 dan 59,2 ± 0,8 mol / g basah. Bawang putih hitam memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat dari bawang putih sehingga dapat digunakan untuk mencegah komplikasi diabetes.

Umbi bawang putih berkhasiat menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes) (Samadi Budi, 2000 dalam Ummah. S, 2018).

2. Manfaat Bawang Putih Untuk Menurunkan Kolesterol

Berdasarkan penelitian Mader (2012) yang dilakukan pada 216 pasien dengan kadar kolestrol dan trigliserida lebih dari 200 mg/dl yang di dapatkan bahwa pemberian bawang putih dengan allisilin 1,3% dapat menurunkan kolestrol total rata-rata sebesar 12% dan kadar trigliserida darah sebesar 17% (Mader 2012).

Banyak penelitian tentang bawang putih yang sudah sering ditemukan, diantara penelitian tersebut adalah bawang putih dapat menurunkan kadar lemak darah, mengencerkan darah, menyembuhkan kanker lambung dan usus besar, meningkatkan imunitas, dan menjaga kekuatan dan kesehatan sel (Dalimartha, 2011).

3. Manfaat Bawang Putih Untuk Mencegah Sel Tumor dan Sel Kanker

Belman, dkk melaporkan bahwa zat “allicin” yang terkandung dalam bawang putih mampu mencegah timbulnya sel tumor dan juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Bawang putih menurut penelitian yang dilakukan oleh Jean Piere, dkk, dapat digunakan untuk pencegahan kanker (Yuniastuti, 2006).

4. Manfaat Bawang Putih Untuk Antibakteri

Berbagai jenis tumbuhan yang menjadi sumber potensial sebagai bahan terapeutik adalah bawang putih (Allium sativum). Telah banyak manfaat bawang putih sebagai bahan terapeutik mulai dari antibakteri, antivirus, anti jamur, anti trombotik, antibiotik, antikanker, antioksidan, imunomodulator, antiinflamasi, dan efek hipoglikemik (Ghazala dkk, 2011, Harini K dkk 2013 dalam Prasonto, D, 2017) .

Black garlic memiliki sifat antibakteri lebih kuat, serta antioksidan 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bawang putih biasa karena mengandung S-allycysteine ​​​​(Anonim, 2013). Hasil penelitin Bae (2014), semakin lama waktu fermentasi black garlic maka kandungan Sallycysteine ​​​​(SAC) semakin meningkat. Dengan adanya senyawa antibakteri yang lebih tinggi dari bawang putih diharapkan dapat lebih efektif untuk mengatasi prokariotik patogenik penyebab penyakit.

5. Manfaat Bawang Putih Untuk Jantung

Bawang putih juga dikenal sebagai salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) (Handayani, 2001).

Michelle H. Loy dan Dr. Richard S. Rivlin (2000) dari Memorial Sloan – Kettering Cancer Center dan Weil Medical College, New York, mengemukakan bahwa bawang putih dapat menurunkan resiko penyakit jantung, dimana bawang putih dapat menurunkan kadar LDL, yaitu kolesterol jahat dalam darah dan dapat meningkatkan kadar HDL, yaitu kolesterol yang baik (Yuniastuti, 2006).

6. Manfaat Bawang Putih Untuk Hipertensi

Dari hasil penelitian dan evaluasi dari Majewski (2014), bawang putih termasuk sebagai obat untuk hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes, rhemuatoid arthritis, demam dan sebagai obat pencegah tumbuhnya tumor. Masih banyak juga publikasi yang menyatakan bahwa bawang putih memiliki potensi farmakologis sebagai anti bakteri, anti hipertensi, anti titrombotik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso, (2007) antar aksi bawang putih (Allium sativum,L) dan Asetosal ditinjau dari efek anti trombotik pada tikus putih betina dengan hasil penelitiannya bahwa asetosal dosis 29,25 mg/kg BB tidak menunjukkan efek anti trombotik ketika diberikan secara terpisah. Efek anti trombotik muncul setelah diberikan perasan filtrat bawang putih dengan  dosis 32,81 mg/kg BB, 46,87 mg/kg BB dan 60,94 mg/kg BB dan peningkatan waktu perdarahan masing-masing 80,5%, 163, 5 dan 264,5% seiring dengan peningkatan dosis praperlakuan perasan bawang putih.

Umbi bawang putih berkhasiat menyembuhkan penyait tekanan darah tinggi (hipertensi) (Samadi Budi, 2000 dalam Ummah. S, 2018).

De Bray dan Loeperd (1921) ilmuwan Belanda, juga Povilaard (1929) ilmuwan Perancis, telah membuktikan khasiat bawang putih untuk pengobatan darah tinggi.

7. Manfaat Bawang Putih Untuk Pengobatan Luka

Bawang putih (Allium sativum,L) sudah lama digunakan untuk pengobatan luka, infeksi, gangguan pencernaan, dan gangguan pernapasan. Bawang putih mendapat julukan Russian penicillin pada perang dunia kedua, tentara Rusia yang kehabisan penisilin menggunakan bawang putih untuk pengobatan luka. (Dalimartha, 2011).

8. Manfaat Bawang Putih Untuk Pengobatan Infeksi dan Lainnya

Dr Allen McAnwyll dari Darwin Medical Center menyebutkan  bawang putih dapat mengatasi infeksi usus, saluran pernafasan, kulit dan luka – luka akibat binatang, obat batuk, cacingan, tekanan darah tinggi, diabetes, tifus, maag, untuk menghambat penuaan dan memperkuat otot – otot badan. Prof. E. Roos dari Rumah Sakit St. Joseph di Freberg Jerman, pada tahun 1925, menyimpulkan bahwa dengan dua gram umbi bawang putih dapat menyembuhkan penyakit desentri.

Bawang putih berperan untuk mengobati penyakit saluran pencernaan, penyakit infeksi cacing, penyakit infeksi pada penyakit kulit, penyakit luka usus, luka karena binatang berbisa, penyakit infeksi batuk, gatal-gatal, tipus meningitis karena jamur Ev neoformens, penyakit kelamin (gonorhoe), penyakit maag, penyakit menular pada vagina karena jamur Candidas albicans, penyakit kanker, dan infeksi mata bengkak karena angina (Samadi Budi, 2000 dalam Ummah. S, 2018).

9. Manfaat Bawang Putih Untuk Maag

Emil Weiss MD dari Chicago menemukan bahwa sari bawang putih merupakan obat mujarab untuk penyakit maag (Yuniastuti, 2006).

10. Manfaat Bawang Putih Sebagai Antioksidan

Bawang putih mengandung berbagai zat senyawa seperti allicin, ajoene, saponin, dan senyawa zat asam karbol yang berkhasiat sebagai antioksidan serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Dalimartha dkk, 2011). Bawang putih (Allium sativum, L) juga mengandung beberapa komponen senyawa kimia yang sangat penting, beberapa di antaranya adalah minyak volatil yang mengandung sulfur (allicin, alliin, dan ajoene) dan enzim (allinase, peroxidase, dan myrosinase). Allicin berguna sebagai antibiotik dan menyebabkan bau khas pada bawang putih, dan senyawa Ajoene berkontribusi dalam aksi antikoagulan (Imelda M, 2013).

Organosulfur dan senyawa fenolik sebagai antioksidan yang terdapat dalam kandungan bawang putih memegang peranan penting untuk mencegah kerusakan sel dan organ dari proses oksidasi (Gawad dkk 2014, Anna, 2013 dalam Prasonto, D, 2017).

Senyawa fenolik dari bawang putih memiliki kelompok  satu atau lebih  sebagai donor proton hidrogen dan menetralisir radikal bebas. Antioksidan melindungi tubuh dari radikal bebas dan efek Reactive Oxygen Species (ROS). Reactive Oxygen Species (ROS) seperti anion superoksida (O2), hidroksil (-OH), peroksil (ROO-), radikal alkoksil (RO-), dan hidrogen peroksida (H2O2) inilah yang akan menyerang protein, lipid dan atau membuat kerusakan DNA sehingga menyebabkan penyakit. (Gawad dkk 2014 dalam Prasonto, D, 2017).

Adapun kandungan senyawa-senyawa kimia dalam bawang putih di antaranya adalah citral, a-phellandrene, geraniol, B-phellandrene, linalool, tannin, minyak atsin, (allinase, peroksidase dan mirasinase), karbohidrat (sukrosa dan glukosa), mineral (selenium) , asam amino seperti sistein, glutamin, isoleusin dan metionin, bioflavonoid seperti quersetin dan sianidin, allistatin I dan allistatin II serta vitamin C, E dan A yang membantu melindungi dari agen pengoksidasi dan radikal bebas, juga vitamin lain seperti niasin, B1, B2, dan beta karoten (Ayaz dan Alpsoy, 2007). Bawang putih (Allium sativum L) memiliki khasiat sebagai antibakteri, antifungi, antelmintik, antihipertensi, antiagregasi platelet, antioksidan, dan memiliki efek hipoglikemik (WHO, 2000 dalam Sofiyah, 2017).

11. Manfaat Bawang Putih Untuk Mencegah Pembekuan Darah

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa senyawa ajoene yang terdapat pada bawang putih sangat efektif untuk menurunkan agregrasi platelet yang signifikan. Bawang putih (Allium sativum,L) memiliki cara kerja seperti asam asetilsalisilat, yaitu bersifat antikoagulan yang dapat mencegah kemampuan pembekuan darah (Imelda M, 2013) .

Senyawa Ajoene yang terdapat pada bawang putih memiliki cara kerja yang sama dengan antikoagulan EDTA proses transport Ca2+ ke dalam sel platelet dihambat oleh ajoene dan senyawa organosulfur lain, sehingga tidak terjadi agregasi platelet (Hernawan, 2003), namun tidak semua antikoagulan dapat digunakan karena ada yang dapat berpengaruh terhadap morfologi sel darah seperti terjadinya krenasi atau pengkerutan eritrosit (Gandasoebrata, 2008). 

12. Manfaat Bawang Putih Mengobati Asma

Tadashi Watanabe dari Jepang, melalui riset yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa bawang putih dapat mengobati penyakit asma, demam, tuberkolusa, penyakit 4L (lemah, letih, lelah, lelah), cacingan, gatal-gatal dan korengan. Kominoto, menemukan “scordinin” yaitu suatu zat yang dapat meningkatkan stamina tubuh (Yuniastuti, 2006).

13. Manfaat Bawang Putih Untuk Meredakan Stress

Dr Gilles Fillon dari Institute Pasteur di Perancis berpendapat bahwa bawang putih dapat membantu meredakan stres, kecemasan dan depresi, tentu dengan efek yang lama. Bawang putih juga membantu melepaskan serotonin, yaitu bahan kimia yang terlibat dalam pengaturan suasana hati, tingkah laku, rasa sakit, pola tidur dan ingatan (NN, 2000, www.hanya wanita.com dalam Yuniastuti, 2006).

14. Manfaat Bawang Putih Untuk Membunuh Mikroba

Cavallito, sarjana dari Amerika Serikat, menemukan senyawa alami dalam “allicin” mampu membunuh mikroba penyebab timbulnya tuberkolusa, difteri, tipoid, disentri dan gonorrhoe. (Yuniastuti, 2006).

Allicin adalah zat aktif dalam bawang putih yang efektif dapat membunuh mikroba. Allicin memiliki antimikroba yang bervariasi. Allicin dalam bentuk yang murni memiliki: 

  1. daya antibakteri dengan spectrum luas, termasuk pada strain E.coli yang enterotoksigenik multi-drug resistan. 
  2. daya aktivitas antijamur. 
  3. daya aktifitas protozoa antiparasit yang sering pada usus manusia. 
  4. daya aktivitas antivirus (Stephen, 2001). 

15. Manfaat Bawang Putih Sebagai Pembasmi Nyamuk

Minyak bawang putih juga telah digunakan di banyak negara untuk membasmi nyamuk. Minyak bawang putih dalam konsentrasi yang sangat rendah dicampur dengan bahan detergen dan disemprotkan di permukaan udara. Campuran ini menyebabkan penggumpalan struktur-struktur protein tertentu sehingga larva tersebut mati sebelum dewasa (Roser.david, 1997 dalam Ummah. S, 2018).

Kandungan senyawa yang ditemukan pada bawang putih di antaranya adalah Allicin, Garlic oil dan flavonoid. inilah senyawa yang memiliki banyak kegunaan dan bersifat sebagai larvasida (Puja, 2010).

Allicin akan merusak membran sel larva sehingga terjadi lisis. Minyak bawang putih bekerja dengan mengubah tegangan permukaan udara sehingga larva mengalami kesulitan untuk mengambil udara dari permukaan udara. Kandungan dari bang putih lain yang berperan dalam kematian larva adalah flavonoid yang terlupakan metabolisme energi di mitokondria (Zulaikah, 2014 dalam Ummah. S, 2018).

Baca Juga:  Hasil Penelitian Manfaat Daun Kimis Kucing

Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Sumber: Pratimi, A. Potensi Bakteriostatik Bawang Putih Umbi Tunggal Terhadap Bakteri Gram Positif.

Prasonto, D, dkk. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bawang Putih (Alium sativum). Odonto Dental Journal, Volume 4, Nomer 2. Desember 2017.

Ummah, S. 2018. Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Dalam Membunuh Kentik Nyamuk Aedes aegypti.

Sofia. 2017. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Etanol Bawang Putih (Alliumsativum), Temu Mangga (Curcuma manga) Dan jeringau (Acorus calamus) Terhadap Kadar Enzim GPT dan Got Hepar Tikus Putih (Rattus norvegicus) Betina.

Yuniastuti, K. 2006. Ekstraksi Dan Identifikasi Komponen Sulfida Pada Bawang Putih (Allium satuvum).